Sabtu, 28 Juni 2008

MAFIA KATRO

Al-Capone memeluk musuhnya tanda persahabatan. Namun tak lama setelah ia pergi sang musuhnya dibrondong tembakan senjata oleh anak buahnya.

Kehidupan seorang bos mafia, sangat menarik. Kejahatannya seringkali tidak terjamah oleh hukum. Bos mafia bisa tampil bersahabat di muka publik namun dibalik segala apa yang terlihat ia menunjukkan kekejaman. Lihat saja apa yang dilakukan oleh Al-Capone , bos mafia di Chicago, AS pada era tahun 1930-an, dengan organisasi kejahatan yang tersohor bernama La Cosa Nostra. Meskipun sebagai aktor dibalik sejumlah pembunuhan keji dan juga melakukannya sendiri, namun ia selalu tampil bak seorang pahlawan. Ia selalu terlihat sebagai pribadi yang ramah dan suka menderma di depan umum. Misalnya saja ia dengan murah hati membagi-bagikan makanan secara gratis kepada masyarakat yang tengah menderita ketika terjadi Depresi di Amerika Serikat (http://www.chicagohs.org/).

Mafioso Ala Indonesia
Untunglah di Indonesia tidak ada mafioso dan penjahat kakap seklas Al-Capone. Sehingga kita tidak harus menyaksikan pembunuhan sadis dan peperangan antar gang di Indonesia. Hanya saja hal ini bukan berarti organisasi mirip mafioso dan karakter seorang bos mafia seperti Al Capone tidak dijumpai di Indonesia. Perilaku yang suka mengecoh masyarakat, ibarat seekor bonglon masih dapat kita jumpai di Indonesia demikian juga sifat-sifat mafioso lainnya.

Perilaku politik dari sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat kita tercinta sesungguhnya dapat disandingkan dengan perilaku seorang Bos Mafia. Dan mekanisme kerja di DPR sering kali tidak berbeda dengan organisasi mafia. Mengapa? Anggota DPR konon terkenal dengan kemampuannya memanipulasi persepsi massa. Tampak seperti sang pembela rakyat namun sesungguhnya tidak memperdulikan rakyat. Dalam kampanyenya setiap calon anggota DPR selalu berjanji akan mesejahterakan masyarakat. Demikian ketika ia telah menjadi anggota DPR dan tampil didepan umum, perkataanya penuk ungkapan altruistik, “ Ini semua bagi kepentingan rakyat”.

Namun dibalik realitas publikasi publik, yang dimainkan para anggota DPR adalah sebuah teater murahan. Tidur ketika sidang, mungkir mengikuti rapat di Komisi, tapi menuntut agar gaji dinaikkan, mengharapkan studi banding ke luar negeri. Setelah menjabat beberapa saat anggota DPR mengalami peningkatan kesejateraan karena mendapat fasilitas kehidupan yang memadai namun rakyat yang diwakilinya malah makin sengsara dan memble.

Penilaian di atas ini bukan tanpa dasar. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Sutan Batoegana yang juga anggota komisi VII malah mengakui jika sebagian besar anggota DPR kurang bertanggjawab atas tugasnya sebagai wakil rakyat. “Antara kewajiban dan hak tidak seimbang. Mereka lebih mengejar haknya. Kecurangan anggota DPR itu dari mulai soal kehadiran, penggunaan fasilitas Dewan, tindakan asusila dan lainnya. Kalau kode etik DPR benar-benar ditegakkan, maka 50% lebih anggota DPR pasti melanggar semua (eramuslim, 2006).

Bagi anggota DPR yang terpenting adalah mengejar keuntungan sendiri dan kelompoknya, sedangkan rakyat cukup dininabobokkan dengan janji-janji kamuflase. Layaknya bos mafia yang kepentingannya merauk keuntungan dari bisnis judi dan pengedaran obat terlarang, sesekali waktu tampil dermawan menarik simpati masyarakat maka sejumlah anggota DPR memiliki tujuan merauk keuntungan dari uang rakyat yang seharusnya ia bela namun didepan publik tampil bak seorang pembela rakyat. Dan sama kejamnya dengan seorang bos mafia yang membunuh musuh-musuhnya dengan sadis, sedangkan anggota Dewan membiarkan rakyat Indonesia menghadapi sulit dan mahalnya barang-barang kebutuhan pokok, tidak menghiraukan rakyat kecil yang tergusur dan bentuk ketidakadilan lainnya, meskipun para anggota dewan bisa melakukan banyak hal. Membiarkan orang lain tersiksa meskipun bisa mencegahnya sama jahatnya dengan pelaku penyiksaan itu sendiri.

Demikian halnya cara kerja anggota DPR secara tim. Mereka dapat menyamarkan tindakan penyimpangan yang mereka lakukan sehingga tidak terciduk oleh hukum. Misalnya saja dalam kehidupan mafioso, seorang anggota mafia dapat dikorbankan menutupi kejahatan yang dirancang oleh keseluruhan organisasi. Bukankah situasi demikianpun analog dengan apa yang berlaku pada anggota DPR. Misalnya saja kasus Al-Amin, anggota Fraksi PPP yang tertangkap tangan oleh KPK sebesar Rp 71 juta atas dugaan suap alih fungsi hutan lindung di Kepulauan Riau. Namun hanya ia yang ditetapkan menjadi tersangka. Seolah tindak suap ia lakukan adalah atas keputusannya sendiri.

Namun apakah cukup masuk akal jika hanya Al Amin yang terlibat dalam kasus suap tersebut yang terkait dengan persoalan keputusan DPR yang melibatkan seluruh anggota Komisi IV? Atau mungkin saja karena Al Amin seorang jawaran yang ditakuti di Komisi IV sehingga dapat menentukan keputusan di Komisi tersebut.

Kasus ini mendadak heboh. Seolah ini adalah kali pertama anggota DPR menerima suap. Namun apakah demikian? Apakah benar anggota terbukti selama DPR enggan menuntut uang goni-gini atau uang melek agar pembahasan atau pengesahan sebuah rancangan peraturan dapat berlangsung dengan lancar ?

Malah DPR berdasarkan hasil suvei TII (Tranparansi Internasional Indonesia) meluncurkan hasil surveinya yang dilabeli Global Corruption Barometer (GCB) DPR didaulat sebagai lembaga dengan urutan tiga besar terkorup (Riau Pos, 12/2007). Ditambah lagi, sebelum munculnya kasus yang melibatkan AL-Amin, DPR diperhadapkan dengan terkuaknya kasus dana aliran BI sebesar Rp 3,8 miliar pada tahun 2004. Dimana penyerahan uang tersebut bertujuan melempangkan pembahasan tiga rancangan undang-undang, yakni RUU Lembaga Penjamin Simpanan, RUU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan RUU Kepailitan yang dikerjakan oleh DPR (12/11/07, Tempointeraktif).

Hebatnya tidak banyak anggota DPR yang ditetapkan sebagai tersangka meskipun pembahasan RUU tersebut melibatkan seluruh anggota komisi IX. Karena seperti halnya aturan mafioso yang juga berlaku dikalangan anggota DPR, korbankan satu dua orang untuk menyelamatkan kejahatan organisasi yang dilakukan secara kolektif. Intinya profesionalisme sebuah organisasi kejahatan ditentukan dari kemampuannya menyembunyikan tindak kejahatan organisasi dengan rapi.

Tujuannya agar aktivitas korupsi dan manipulasinya tetap dapat berlangsung di DPR, toh, tidak semua pelaku penyimpangan tersentuh hukum. Anggota DPR yang senang memperoleh penghasilan ilegal layaknya anggota mafioso dituntut harus bertindak cerdik dan terencana agar penyelewengannya tidak tercium dan terkuat sehingga dapat merauk kekayaan tidak terbatas.

Membersihkan Citra Mafioso dari DPR
Oleh sebab itu bagaimana agar DPR tidak terjangkiti wabah mafioso? Saya teringat jawaban cagub Sumut ketika mencari padanan kata premanisme. Hampir seluruhnya berkata ” berantas”. Tentu hanya sama yang harus kita serukan ketika mendengarkan kata “mafioso DPR” yakni ”berantas, tas..tuntas.....”.

Proses pencegahan harus dilakukan sejak penentuan nama-nama calon legislatif. Masyarakatlah yang menentukan kader partai yang layak dipilih sebagai calon wakil rakyat. Mereka yang akan dipilih adalah sosok yang dikenal dan memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Idealnya mereka tinggal di daerah pemilihannya dan menjadi bagian dari masyarakat yang akan memilihnya.

Anehnya dalam pemilihan sebelumnya, orang-orang dari entah-berantah tiba-tiba muncul sebagai calon legislatif di daerah tertentu. Ketika melihatnya gambar dan namanya terpampang masyarakat malah mengerutkan dahi. Karena rakyat tidak menandai si calon sehingga tidak bisa menentukan apakah si calon adalah orang baik dan layak dipilih atau bekas preman di wilayah asalnya?

Ketika masyarakat mengenal benar siapa yang ia pilih, maka jika aspirasinya tidak tersalurkan sang wakil rakyat dapat ia tuntut. Klaim bisa dilayangkan melalui telepon, email, surat kaleng atau mendatangi langsung ke Gedung DPR. Jika tidak juga diindahkan, karena si wakil rakyat berasal dari tempat dimana ia dipilih, maka masyarakat yang menjadi konstituennya dapat menerapkan sanksi sosial bagi dirinya dan keluarganya. Mereka akan dikucilkan. Atau konstituennya dapat memutuskan emoh memilihnya kembali pada pemilihan selanjutnya karena sudah menyadari sisi buruk sang anggota DPR tersebut.

Tapi berbeda jika yang dipilih dari negeri entah berantah. Jika masyarakat kesal, keluarga sang wakil rakyat tidak akan terusik, dapat tidur nyenyak dan tidak merasa terkucilkan oleh masyarakat yang tidak ia kenal. Sang wakil rakyat juga tidak merasa bersalah atau bertanggung jawab karena tidak mengenal orang-orang yang memilihnya. Ia lebih merasa berutang budi pada partai karena telah menempatkannya sebagai calon urutan pertama sehingga suara yang tidak jelas memilih siapa secara otomatis menjadi suara pendukungnya.

Intinya rakyat harus dapat memilih orang-orang yang benar-benar ia kenal, dan kredibilitanya dapat dinilai serta antara sang wakil rakyat dan konstituennya dimungkinkan terjadi interaksi secara personal. Demikian juga dengan sang wakil rakyat, ia harus mengenal betul siapa yang menjadi konstituennya. Sehingga sang wakil rakyat memiliki tanggung jawab moral sedangkan masyarakat pemilih dapat melakukan kontrol sosial.

Namun buat anggota DPR yang masih menjabat dan merasa dirinya sebagai bagian sindikat mafioso, ini adalah saatnya untuk bertobat. Bahwa rakyat sudah berada diambang batas resisten dalam menghadapi tekanan hidup. Rakyat cukup menderita, pengangguran merajalela, harga barang-barang kebutuhan hidup semakin mahal, gizi buruk mengancam anak-anak Indonesia. Dan tentunya menjadi aneh bagi masyarakat, jika orang-orang yang diharapkan memperjuangkan nasibnya malah dengan mudah membagi-bagi uang jutaan rupiah dari sumber-sumber tidak jelas, asik dengan aksi suap menyuap dan studi banding ke luar negeri tanpa hasil tindak lanjut yang jelas. Sedangkan masyarakan yang harusnya dibela harus terus mengais uang untuk dapat bertahan hidup.

Ketidakadilan dapat memicu pergolakan masyarakat. Rakyat yang sengsara kemudian menatap tajam kepada anggota DPR untuk kemudian menumpahkan kebenciannya oleh karena ketidakadilan yang dipertunjukkan anggota DPR. Kemudian masyarakat berikrar sudah saatnya menggayang para mafioso DPR, layaknya memperlakukan kaum bangsawan/nigrat yang mengabdi kepada kepentingan kolonial di era revolusi. Atau lebih ekstrim lagi rakyat berpikir mempersenjatai diri untuk melakukan perlawan terhadap pemerintah atau wakilnya sendiri di DPR yang lalim seperti yang terjadi di Amerika Latin. Walaupun berandai-andai namun hal ini mungkin saja terjadi ketika orang-orang yang diberikan otoritas dan hak kekuasaan untuk mengabdi kepada rakyat malah mensejahterakan dirinya sendiri. Dan rakyat menjadi marah.....

Tutup mulut rapat-rapat, buka mata lebar-lebar, nasehat Al Capone

Dalam buku saduran dari The Mafia Manager: a guide to the corporate machiavelli, penulis seorang mentor Mafia yang masih aktif, pada dasarnya resep tim sukses Mafia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu mempersiapkan dan mengelola diri sendiri agar terampil menjalankan tugas dan saat mengelola atau mempekerjakan orang lain.

Ada setumpuk buku yang menjelaskan teknik-teknik manajemen dari para eksekutif perusahaan raksasa bisnis yang sukses. Tetapi kebanyakan buku-buku tersebut hanya mengulang-ulang teori yang dipercaya masyarakat luas dan para akademisi sebagai bagian dari kurikulum MBA.

Tetapi yang tidak pernah dibicarakan dalam buku-buku teks adalah endapan kebijaksanaan dari orang yang pernah mengelola salah satu kartel besar di dunia, paling menguntungkan, paling panjang dalam sejarah kapitalisme dan kejahatan terorganisasi yang dijuluki Mafia, La Cosa Nostra, The Syndicate, The Mob, The Outfit dan setengah lusin julukan lainnya.

Yang berbeda dalam sistem pengelolaan usaha ala mafia, mereka tidak mengobral kata-kata. Semua berdasarkan pragmatisme dan irit kata sehingga sering dijuluki Kekaisaran Bisu.

Seorang anggota Mafia kawakan biasa disebut “capo” yang artinya mentor – menyoba menuliskan seluk beluk manajemen dalam organisasi Mafia. Ia hanya dikenal dengan nama samaran Mr “V” bahkan lokasi kediamannyapun dirahasiakan.

Kedudukan mentor dalam organisasi Mafia sangat dihargai sebab nasihatnya sekalipun kadang bertentangan dengan cara pemikiran yang konvensional, namun sejujurnya mereka adalah sumber ilmu dan pengetahuan hidup organisasi sehingga dipercaya melebihi teman dekat atau bahkan pasangan hidup sekalipun.

Kehidupan Mafioso sebutan anggota Mafia umumnya sangat tertutup bagi orang luar sehingga merupakan masukan berharga tatkala salah satu pentolan mereka memberanikan diri mengungkapkan seluk beluk organisasi rahasia asal Sisilia yang terkenal sangat disegani para lawan maupun hamba wet sendiri.

Mr “V mengutip salah satu tulisan Machiavelly dalam buku Il Principe. Dikatakan bahwa kadang manusia baik akan menjadi kecewa ketika mereka berada di tengah orang tidak baik. Oleh sebab itu, perlu belajar menjadi orang tidak baik sehingga pada saatnya kita dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan atau tidak menggunakan kemampuan kita.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kecewa mengapa tokoh penjahat Mafia selain selalu dilukiskan kaya raya hidup bergelimang harta juga organisasi mereka bisa besar, mampu berekspansi namun tangan hukum seperti kesulitan untuk menyentuhnya. Sementara usaha dagang yang “lurus” lebih banyak yang setengah jalan lantaran lebih banyak dibumbui intrik perebutan kekuasaan, penghianatan dan korupsi.

Selanjutnya V menulis bahwa orang yang sukses menuju puncak kepemimpinan dalam Mafia biasanya orang yang mampu mengelola orang lain. Tak salah ia menyitir pepatah bahwa hawa dipuncak gunung kadang memang lebih hangat daripada di lembah. Sayangnya di puncak gunung tidak tersedia banyak ruang lapang sehingga harus diperebutkan.

Sejarah Mafia

Mafia berasal dari bahasa Sisilia kuno, Mafiusu, yang diduga mengambil kata Arab mahyusu yang artinya tempat perlindungan atau pertapaan.

Setelah revolusi pada 1848, keadaan pulau Sisilia morat-marit sehingga mereka perlu membentuk ikatan suci yang melindungi mereka dari serangan bangsa lain dalam hal ini bangsa Spanyol. Nama mafia mulai terkenal setelah sandiwara dimainkan pada 1863 dengan judul I mafiusi di la Vicaria “Cantiknya rakyat Vicaria), yang menceritakan tentang kehidupan pada gang penjahat di penjara Palermo.

Sekalipun tidak jelas siapa yang mendirikannya, namun pendirian organisasi ini mula-mula berdasarkan ikatan persaudaraan diantara sesama warga keturunan pulau Sisilia. Dalam perjalanan sejarah, kelompok yang semula kecil menjadi besar dan membutuhkan dukungan keuangan yang lebih banyak sehingga misi pendirian organisasi mulai bergeser menjadi mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan tidak mengindahkan tata aturan masyarakat yang lain. Yang mengherankan para anggotanya merasa tidak melakukan tindakan kriminal sebab di mata mereka, apa yang dilakukannya adalah sekedar memberikan proteksi atau perlindungan terhadap kelompok lain yang mengalami tekanan atau pemerasan. Sehingga pelaku merasa bangga dan terhormat dapat “menolong” seseorang dari kesusahan. Sejak itulah kata Mafiusu berubah arti menjadi orang atau organisasi “terhormat.”

Nama lain dari Mafia adalah Cosa Nostra, anggotanya selalu menulis kata ini dengan penuh hormat yaitu ditulis dengan awal huruf besar. Pengertian Cosa Nostra sendiri adalah “our thing” atau sama-sama satu bangsa, satu pemikiran atau “orang kita.” Namun dalam buku terjemahan Mafia Manager oleh Bern Hidayat disebut bahwa terjemahan Cosa Nostra adalah “urusan kita.”

Ketika beberapa pentolan Mafia seperti Johnny “si rubah” Torrio berimigrasi ke lahan yang lebih menjanjikan yaitu Amerika sekitar 1930, maka dunia kejahatan Amerika mulai diwarnai darah yang dihasilkan oleh orang berdarah Italia. Apalagi Johnny merasa perlu membawa seorang tangan kanannya yang dikenal licin dan kejam terhadap musuh-musuhnya yang kelak akan merepotkan pemerintah Amerika, Al Capone.

Penyaringan menjadi anggota Mafia.

Untuk menjadi anggota Mafia secara turun temurun dibutuhkan seseorang yang memang berdarah Sicilia. Bila syarat ini dipenuhi, maka ujian lainnya adalah apakah masih merupakan pimpinan kelompok gang tangguh diwilayah anda. Proses selanjutnya adalah melampirkan daftar referensi dari gembong Mafia yang menyatakan mereka mengenal calon anggota tersebut dan lampu hijau baginya untuk diterima.

Bila seseorang telah resmi diterima, maka para plonco ini akan berada dibawah pengawasan seorang mentor yang mereka sebut “capo”– pelajaran pertama tentunya selain taat pada perintah sang Capo, para plonco harus menjaga mulut rapat-rapat, namun membuka mata dan otak lebar-lebar. Kalau para Capo tertawa, maka anak didikannya harus tertawa. Kalau Capo membentak, maka diwajibkan bagi anak didiknya untuk terbungkuk-bungkuk seakan baru dilanda angin puting beliung. Tidak ada perintah yang bersifat kelewat bengis atau tidak manusiawi, semua harus diterima sebagai perintah yang masuk akal. Perintah Capo adalah perintah Dewa dalam arti tidak boleh ditolak, dan harus dikerjakan serta diselesaikan dengan sempurna, rapi dan jangan meninggalkan jejak.

Ada pepatah dikalangan para siswa yaitu “bergaulah dengan orang diatasmu, dan lunasilah semua ongkosnya.”– menjelaskan bagaimana hubungan siswa dengan pelatih.

Namun jangan coba menjilat mentor ini secara berlebihan sebab bukan tidak mungkin para penjilat diberi ciuman kematian oleh sang Capo. Bilamana Capo memberi tugas, maka anggota wajib melakukan dengan benar sehingga diperlukan seni bertanya kepada para Capo yang tentunya tidak mudah.

Beberapa anggota baru sering mengalami kesulitan akan “seni bertanya” kepada mentor mereka, namun hal ini sangat penting dilakukan. Sebab apa jadinya kalau gara-gara tidak paham perintah, seseorang menyikat anggota mafia lain yang memang ditanam dalam organisasi lain, atau menaruh bom di tempat yang salah.

Resep lain jangan pernah bermain cinta dengan kenalannya, atau orang-orang yang berada di bawah perlindungan sang Capo.

Jangan cepat tergoda jika gundik-gundiknya, sekretarisnya, isterinya, keponakan, anak, bahkan babu sekalipun menggoda anda dengan lirikannya. Pendeknya apapun miliknya jangan sekali-sekali disentuh. Kalaupun kelak ada yang dijadikan menantu oleh sang Capo, tentu saja atas ijinnya, maka sebutlah ini sebagai “karunia Tuhan atas manusia pilihan.”

Mereka menyebut larangan ini dengan “jangan ambil daging ditempat Capo mengambil roti.” Hukuman bagi pelanggar komitmen hanya satu yaitu mati.

Kalau ada yang memiliki bakat wartawan, para Capo akan tidak mengendurkan pengawasan terhadap mahluk aneh satu ini. Pasalnya mereka tidak suka pada kegiatan menulis termasuk menulis nama pelanggan, alamat-alamat, jumlah hutang, persetujuan rahasia. Dokumen ini nantinya akan menjadi kendaraan yang cepat menjebloskan penulisnya kedalam penjara.

Lalu bagaimana setelah bertahun-tahun berada dalam organisasi tetapi sang Capo masih ingin duduk di karier tersebut?.

Tidak ada larangan tertulis bahwa bawahan boleh menyingkirkan sang Capo tua. Bukankah mereka sudah lama menikmati kenyamanan kariernya.

Setelah siswa dinyatakan lulus dalam pendidikan, maka pendidikan selanjutnya adalah memasuki dunia nyata yaitu dunia politik para anggota Mafia. Nasehat singkat jangan selalu mengikuti nasehat teman, sebab bukan tidak mungkin mulut manis menyembunyikan maksud ingin melihat kita jeblok.

Bisnis dalam mafia bukanlah sekedar mencungkil mata, mematahkan jempol atau meremukkan tulang tempurung.

Berbisnis dengan Mafia berarti memberikan uang berlebihan kepada para pelanggan. Jika pelanggan paham dengan cara berbisnis Mafia, maka terjadilah win-win-solution, namun apabila mencoba bermain-main dengan mafia, maka tidak akan ada obatnya kelak di pengadilan, polisi, anggota DPR maupun MPR.

Mungkin anak-anak suka sekali akan toko besar Toys “R” Us, sementara para mafioso lebih suka memelesetkan istilah Government “R” Us.

Betul anggota Mafia atau paling tidak suporter Mafia ada dimana-mana. Kalaupun ada pertanyaan bagaimana mungkin suap bisa menembus sisi pemerintahan, maka jawabannya sederhana. Dengan metode kuno yang sudah dipahami oleh setiap orang, namun masih terbukti ampuh.

Orang bekerja dengan dan untuk suatu nilai yang mapan terus menerus. Maka sifat manusia bila mereka ingin sesuatu yang lebih. Maka mafia akan memberikan iming-iming dan insentif sehingga bila umpan ini ditelan, nilai kemapanan suporter kami adalah keserakahan namun sekaligus ketakutan bilamana rahasianya dibocorkan.

Kesulitan dalam berbisnis adalah bilamana pihak keluarga ikut terlibat?. Maka nasihat para mentor yang patut didengarkan adalah, berbisnislah dengan orang lain seperti dengan saudaramu sendiri, namun berbisnislah dengan saudaramu sendiri seperti pada orang lain.

Kecerdikan mafia dalam berbisnis mudah dipelajari. Orang berkuasa adalah pemilik peraturan dan emas. Bilamana ketelnya mendidih dan menggelegak, gunakan sendok panjang untuk mengambil buburnya. Namun jika rumahnya terbakar, hangatkan dirimu sendiri.

Jika pernah mendengar aquisisi perusahaan, bisa jadi Mafia bermain dibelakang semua ini. Pencuri besar menggantung pencuri teri, mereka menyebutnya demikian.

Layaknya orang berbisnis, akan menemui kendala. Sebelum mengurai kendala, perlu memahami watak manusia.

Di dunia ini Mafia hanya mengenal dua kelompok, pemberi sogokan dan yang menerima sogok. Pilih salah satu yaitu pemberi. Maka akan mudah mendapat teman, sekutu, serdadu dan letnan. Sementara musuh akan didapatkan dengan gratis dan berlimpah.

Namun masih banyak kekeliruan dilakukan para pendiri dan bos-bos mafia, yaitu bilamana menyangkut harga diri, orang menjadi tersandung batu, bukan gunung.

Orang berbisnis harus mewaspadai tetangga yang bangun pagi sebab kita harus bangun lebih pagi lagi. Pepatah Jepang mengatakan, mustahil mengalahkan kekuatan ekonomi orang Barat jika orang Jepang hanya bekerja keras. Mereka harus bekerja lebih keras lagi dan lebih cerdik.

Tukang pukul Mafia lebih suka duduk mengobrol sambil main catur, kartu, membual tentang cewek-cewek, tentang hasil memalak. Padahal jika waktu menunggu diisi oleh membaca sesuatu yang berguna, bukannya memelototi teka-teki silang. Bekerja dengan lebih cerdik, bukan asal bekerja keras. Untuk itu mulai menjadualkan tugas-tugas. Pilih melakukan tugas berat pada saat enerji sedang mencapai puncaknya. Delegasikan tugas kalau perlu kepada bawahan. Delegasikan lebih banyak lagi sehingga ada waktu terluang untuk mempelajari sesuatu yang baru

Mengelola orang lain

Setelah semua pendidikan dilalui, saat tanggung jawab mulai menumpuk maka sesuai nasehat para mentor diperlukan pendelegasian tugas. Makin banyak yang didelegasikan makin baik. Maka perlahan mafioso harus mempekerjakan orang lain.

Dan ini berarti mulai berhadapan pada kenyataan bahwa kebanyakan orang tidak berkompeten daripada yang kita harapkan, setidak-tidaknya dari surat lamaran ataupun wawancara dengan mereka.

Sebelum Bill Gates dari Microsoft mencanangkan kampanye seorang cerdas lebih baik daripada seratus orang dungu, maka para bos Mafia sudah melakukannya terlebih dahulu lima abad lalu. Terlalu banyak karyawan dungu selain akan melahirkan pengkhianat, juga overhead yang tinggi.

Calon karyawan lulusan segar dari universitas, setinggi apapun nilai dalam diplomanya, tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan yang bersifat kritis. Lebih baik berikan pekerjaan penting kepada seseorang yang sudah terbukti mampu memperlihatkan kemampuannya dalam memimpin dan bekerja sama dalam sebuah tim. Sebaliknya bilamana pekerjaan sangat teramat vital, maka jangan mempercayakan penuh kepada pakar yang bersemangat tinggi, seperti halnya dalam militer, orang bersemangat dengan jajaran tanda penghargaan di pundaknya akan berbahaya.

Orang semacam ini lebih mementingkan tanda jasa di atas segalanya. Jangan ada lebih dari dua kakak beradik, jangan mempekerjakan kekasih, suami atau istri dalam organisasi.

Saat melakukan wawancara dianjurkan untuk duduk berdampingan sehingga reaksi-reaksi pelamar dapat diketahui dengan pasti. Ajukan pertanyaan secara spesifik, lalu susul dengan pertanyaan “mengapa?” dan “bagaimana?” Karyawan yang diterima tentu harus memiliki loyalitas, para Capo mengatakan orang yang sangat loyal hanyalah dirimu sendiri.

Tempat kedua setelah loyalitas adalah kemampuan, ketrampilan dan kompetensi. Promosikan orang yang handal dan kadang badut. Ujilah mereka lalu perkuat tulang belulangnya dengan menangani pekerjaan kasar seperti juru masak, tukang kebun.

Bilamana karyawan ini lulus dalam ujian, mereka siap dengan tugas berat selanjutnya.

Orang lain yang perlu diperhitungkan adalah sekretaris. Dia mengetahui hampir semua rahasia, memiliki kemampuan juru runding, penjaga pintu. Sering-sering beri hadiah menarik bagi sekretaris, namun jangan sekali-sekali bercinta dengannya.

Berbeda dengan usaha lainnya, dalam organisasi Mafia tidak dikenal direktur Sumber Daya Manusia. Semua keputusan penerimaan atau penolakan pegawai langsung ditangani bos dalam hal ini anda sendiri. Organisasi Mafia dilarang memasang iklan di media massa soal penerimaan pegawai baru. Sebaliknya seorang akuntan yang handal adalah Dewa di dunia nyata para mafioso. Disadari para mafioso adalah orang yang cerdik dalam melakukan tugas bersifat pragmatis dan memerlukan insting, namun menjadi badut tatkala berbicara mengenai pembukuan sehingga memerlukan
bantuan orang yang handal dalam mengelola keuangan.

Maka tidaklah mengherankan jika para mafioso kerap memberikan hadiah, dan kemewahan lain kepada para akuntan mereka.

Untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebanggaan akan organisasi, para mafioso gemar mengobral gelar dan kepangkatan. Mereka akan menamakan tukang pembersih WC sebagai “Staf Ahli Janitor,” sehingga penyandang gelar tidak merasa direndahkan.

Alasan lainnya, dalam bisnis pelanggan biasanya hanya ingin dilayani oleh pihak yang “memiliki otoritas,” bukan dengan kroco atau bawahan. Untuk itu gelar semacam “vice presiden,” akan diobral agar menyenangkan pelanggan. Namun ini tidak berarti bahwa ada pangkat Bos segala Bos, sebab ini hanya akan menimbulkan bibit dengki dan bibit perpecahan. Karena itu para bos dari masing keluarga diberi pangkat sederajat.

Setiap tahunnya dengan bantuan akuntan dilakukan evaluasi untuk kenaikan gaji. Inilah satu-satunya cara meningkatkan spirit para karyawan. Karyawan yang menonjol prestasinya diberikan insentif berupa kenaikan gaji yang lebih dari sewajarnya, namun jangan lupa untuk memanggilnya empat mata dalam ruang tertutup dan katakan kepada mereka betapa pimpinan harus melanggar norma penggajian demi untuk memberikan apresiasi terhadap karyawan khusus. Sementara kepada karyawan yang selalu mengeluh kekurangan uang, berikan kesempatan untuk menjalankan usaha sampingan di luar usaha resmi. Tentunya setelah melalui persetujuan dari atasan.

Berapa banyak kebijakan pemerintahan yang seharusnya dilakukan secara rahasia ternyata malahan menjadi barang edaran di kalangan para pemburu berita.

Para mafioso pun menyadari pentingnya kerahasiaan tersebut. Rahasia pasti bocor, orang bicara di kafe, di tempat tidur, warung, saat dalam pesawat, menunggu giliran panggilan di dokter, di arisan. Kadang tanpa disadari rahasia justru dibuka blak-blakan di papan pengumuman, kertas fotocopy yang tidak terpakai di tong-tong sampah.

Resep cespleng menekan rahasia bocor adalah jangan bicara kepada isteri atau suamimu lebih dari yang mereka perlu. Dalam kehidupan keluarga mafia, satu dari tiga perkawinan mafia berakhir dengan perceraian. Bukan tidak mungkin rahasia yang semula dipendam akan dikupas habis sebagai usaha balas dendam.

Juga berhati-hati terhadap mulut anak-anak. Singkatnya harus mencurigai semua orang termasuk pengantar susu, koran atau tukang ledeng. Jika rahasia masih bocor juga, sebarkan informasi palsu namun jangan lupa sewa detektif untuk memastikan bahwa si pembocor rahasia cepat ketangkap basah.

Tokoh panutan dalam mafia adalah Johnny Torio yang kerap dipanggil si rubah sebab ia adalah perwujudan master mind langka yang pernah dihasilkan oleh organisasi.

Johnny memiliki “doktrin uomo di panza” manusia perut, yang arti luasnya menyimpan semua rahasia hanya di perutnya. Doktrin kedua adalah “uomo segreto” alias manusia penuh rahasia, susah ditebak. Tetapi diatas segalanya si rubah terkenal akan kesabarannya “uomo di pazienza.” Manusia sabar di sini adalah mampu memegang kendali dalam segala situasi. Dia tegas, tidak bergeming dalam segala hal, menjaga jarak dengan dunia luar.

Konon dia memiliki kekuatan batin yang mampu membuat kedatangannya selalu diperhitungkan. Johnny mampu menunggu, merencanakan dan menyerang persis rubah pada saat yang diperhitungkan dan sukses.

Membayangkan seorang bocah usia tujuh tahun masih memandikan babi buta milik ayah tirinya di Brooklyn, Amerika. Masih sulit dipercaya bahwa setengah abad kemudian menjadi orang kaya dan paling diperhitungkan di jaringan kejahatan skala besar Mafia Amerika. Dalam hingar bingar pemberitaan media nama si Rubah tidak setenar tokoh flamboyan Al Capone, padahal sebagai seorang manager, Johnny lebih efektif dan sukses.

Memecat karyawan

Di manapun juga ada masanya seorang karyawan tidak dibutuhkan lagi. Sebelum memecat mereka, dokumentasikan beberapa kegagalan karyawan lalu buat memo ke berbagai bagian. Kemudian lakukan tindakan skorsing sehingga memperkuat catatan keburukannya sehingga jika karyawan melakukan banding di pengadilan, data kelemahan mereka sudah dimiliki disertai bukti penguat bahwa tindakan peringatan berupa skorsing telah dijatuhkan.

Kesimpulan:

Banyak orang mengira bahwa semua yang berbau mafia adalah kejahatan. Apalagi kalau mengutip kata mutiara keajahatan Al Capone “untuk mendapatkan keuntungan banyak, selain dengan kata manis, juga perlu senjata yang menyalak.”

Mungkin itulah sebabnya jarang orang berusaha menggali rahasia dibalik manajemen mafia. Apalagi novel dan filem lebih banyak mendramatisir tinju, asap mesiu dan darah muncrat.

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar sebab pada kenyataannya membangun sebuah organisasi besar sejak lima abad dan masih berdiri kuat sampai sekarang, sekalipun tidak terang-terangan, adalah bukti bahwa organsisasi Mafia dikelola secara profesional. Kenyataan bahwa para mafioso, cosa nostra, the Mob, dan sederet panjang nama lainnya lebih memilih tutup mulut dan membenci sesuatu yang bersifat dokumentasi, maka buku “The Mafia Manager: a guide to the corporate
machiavelli.” merupakan sumber untuk mengetahui seluk beluk kehidupan para mafia dan organisasinya.

Memang buku ini berbau kriminal murni, namun dalam kehidupan sehari-hari, kita hampir selalu bersentuhan dengan para kriminal baik yang berleher kasar (rough neck) maupun berkerah putih (white collar).

Kalaupun ada yang dirasa kurang dari buku ini adalah bagaimana para mafioso yang begitu taat beragama sehingga sering dijuluki “kongregasi Bunda Teresa,” namun begitu enteng menarik pelatuk saat menembak mati musuhnya lalu mencium salib yang dipercayai mereka ajaran pembawa kedamaian tanpa kekerasan. Tetapi sekali lagi, betapa banyaknya dewasa ini pemboman, pembunuhan dengan mengatas namakan Tuhan. Maka secara keseluruhan mr “V” menulis cara mengelola perusahaan ala Machiavelli yang pragmatis.

MAFIA MANAGER– BUKU SATU


Bagiku, Film Fitna adalah hal yang biasa, tidak perlu dibesar-besarkan. berdasarkan yang kubaca dari buku MAFIA MANAGER dan kubandingkan dengan kehidupanku sendiri , Memang, "Dunia ini tidak adil bagi orang-orang baik."
Pada buku itu juga , ingatlah nasihat seorang tokoh saat menasihati keluarga Medici di dalam buku Il Principe karangan Machiavelli:" Orang yang ingin berbuat baik pasti akan kecewa berada di antara begitu banyaknya orang yang tidak baik, jadi belajarlah menjadi orang yang tidak baik dan belajar menggunakan atau tidak menggunakan pengetahuan ini sesuai dengan kondisi yang ada"
Jika anda ingin sukses di dunia ini, terutama dengan karir anda, maka ikutilah langkah-langkah yang dilakukan para mafia ini :
pada bagian 1 ini, aku akan mengulas 3 hal mendasar :
1. Mengelola diri kita sendiri
Jika Anda ingin masuk ke dalam suatu lingkarang kekuasaan atau ingin berkuasa. cara termudah adalah anda terlahir dalam lingkungan itu. anda bisa punya kekuasaan karean keturunan, karena jabatan orang tuamu, pamanmu, kakekmu, karena hartamu, semuanya adalah tidak masalah dan tidak perlu anda permasalahkan. yang penting, ada dalam lingkaran.
Jika nasibmu sial, di luar lingkaran, maka cara paling mudah adalah kawin dengan Puteri Penguasa, atau kamu harus melakukan aksi-aksi seperti karir mafioso ( mafia artinya kehormatan ).
inilah yang harus kamu lakukan :

  • kelemahan dan kekuatanmu

- buatlah daftar kelemahan-kelemahanmu dan perbaikilah ( hanya untuk diri kita sendiri!!!, jangan pernah sekalipun memberitahunya kepada orang lain)
- incarlah calon majikanmu ( dunia ini sebenarnya hanya terdiri dari hubungan budak dan Tuannya, pertemanan budak dengan budak dan pertemanan Tuan dengan Tuan).
- pekerjaan seorang budak dimanapun adalah tutup mulutmu rapat-rapat, buka matamu lebar-lebar, kerjakan semua perintah, tanpa banyak cincong. hal ini pasti menyenangkan tuannya.

  • mencari Tuan, cantholan, promotor, mentor, capo

- dalam karirmu , kamu perlu seorang cantholan, capo, promotor, mentor yang sudah punya kedudukan
- jika Tuan marah, kami tunduk dan berkeringat, jika Tuan tertawa, kamu tersenyum sopan
- artinya sebagai budak, kita harus pandai mencium pantat sang Tuan. Tapi jika ciuman kita kelewatan, maka kita bisa dipecat karena menjengkelkan.
- bicaralah hanya jika diajak bicara, berikanlah informasi jika diminta ( informasi yang penting saja ) dan kamu mempunyainya
- jika Tuanmu adalah seorang buffone ( perempuan ), jangan memuji-mujinya. Dia pasti akan melakukannya sendiri.
- tunjukkan pada buffone bahwa kamu adalah cerdik, seorang yang pandai dalam politik kantor. jangan bermain-main dengan kenalannya, perusahaannya, atau koneksi-koneksinya.
*bermain politik kantor
- Perpolitikan dilakukan sambil minum kopi, merokok, karaoke, yang waktunya bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ketika waktunya telah matang, banyak orang yang mulai rambutnya waut-awutan atau kacau, banyak hal lau terjadi.
- si budak dijadikan tuan, si tuan dijadikan budak, tuan A menduduki jabatan Tuan B, Tuan B hanya menjadi penganguran.
- Sebelum seseorang menjadi tuan, maka ia harus membanting tulang,mengerjakan tugas berat, kerja lapangan di tempat sampah, cuci piring, dll.
- artinya begini: untuk menjadi seorang Tuan atau manajer, carilah setiap kesempatan untuk dirimu sendiri, jika harus menggorok leher orang lain, goroklah.
- CAMKAN taktik ini :
- untuk bertahan hidup - pasang mata, pasang telinga, jangan banyak omong
- untuk menang :- bertahan hidup, mengatur rencana, serang dengan cepat.
- ingatlah, pasti selalu ada orang yang hendak menjegalmu, serang dia dari balik semak-semak
- dan jangan pernah terlibat dalam pertempuran politik kantor. ingatlah akan keuntunganmu.
- tetapi ramahlah kepada setiap orang dan jangan bergabung dengan siapapun.
- barangkali, di tingkatmu sekarang ini, kamu belum memergoki kesewang-wenangan, kepicikan, kecongkakan dan kegoblogan manajer puncak
- semakin tinggi si monyet naik kelapa, semakin blak-blakan bokong teposnya.
- Semakin besar dan tua perusahaan, semakin tidak adil - menurut pandanganmu.
- tetapi menurut Penguasa, Kamu membela Geng atau pilih mati
- Toleransi terhadap kondisi ini diperlukan, karena senjata ampuh seorang pemburu adalah kesabaran
- pasng telinga, putar otak dan tetap melangkah dalam barisan.
- terimalah gajimu yang secuil dengan senyum manis.
- jika tidak mau menerima kenyataan, catatlah proyek-proyek yang sudah kamu selesaikan, seberapa sumbangsihmu, seberpa banyak kamu menghemat uang perusahaan atau menghasilkan uang bagi perusahaan melalui proyek-proyek tersebut.(tapi kamu tidak akan mendapatkan promosi besar-besaran dengan itu)
atau mungkin sepotong kaleng kosong akan diikatkan ke ekormu karena itu.
perbanyaklah sekutu, karena merupakan sumber informasi. yang tidak bisa dibeli, bisa dicuri, yang tidak bisa dicuri, bisa diperas. jangan menonjolkan diri, supaya dapat informasi dari segala arah.
dalam perjalanan menuju puncak, kamu akan disodori proyek buntu. jik aini terjadi, maka geserlah proyek itu ke orang lain.

SAHABAT
Jangan pernah ada anggapan sedikitpun di hatimu, bahwa teman harus diperlakukan seperti anggota keluarga kita. Jangan!!!Sekali-kali jangan. Pentingnya Teman tidak pernah sama dengan pentingnya keluarga. Bedakan loyalitas persahabatan dengan ikatan darah. Yang sering terjadi adalah, perlakuan kita terhadap anggota keluarga kita terapkan dalam persahabatan. Inilah yang keliru.
Teman itu bisa dibeli, apalagi kita punya banyak-banyak uang logam.Banyak cara untuk membeli seorang teman, baik dibeli dengan sesuatu yang secara fisik atau sesuatu yang tidak fisik. Karena hanya ada satu alasan orang berteman dengan kita, yaitu jika kita menguntungkan bagi mereka. Jika kita adalah orang yang papa, jelek, tubuhnya berbau,kaki pincang, sampah masyarakat, miskin, mata juling atau seperti cerita si bongkok dari notredame, atau cerita …… and the beast, siapakah yang mau berteman dengan kita ?
Keluarga. keluarga adalah abadi, kental atau encer, dalam pesta pora atau kelaparan, fino alla fascia, sampal ke liang lahat. Kecuali bagi orang-orang yang harus dikecualikan. Karena setiap keluarga dikaruniai idiot, anak-anak dungu, penipu, pembual, pemabuk, pecandu, dan pengkhianat. Itu tak terhindarkan. Tetapi itu adalah masalah genetik. Mereka sudah bisa dikenali sejak awal, jadi ambillah langkah-langkah pengaman seperlunya. Makluk-makluk itu lebih baik dikasihani dan diurusi sampai tuntas daripada dikhotbahi dan didamprat, karena biasanya langkah itu sia-sia. Demikian juga jika kita adalah makluk sial itu, makluk yang dikasihani itu. Yang bisa kita lakukan adalah menggantungkan diri kita kepada keluarga. Karena dapat dipastikan, kita tidak mempunyai teman yang benar-benar peduli. Inilah pentingya keluarga. Inilah yang mengingatkanku kepada sabda Rasullullah s.a.w:” Rumahmu adalah Surgamu” dan juga perwujudan Rahman dan Rahim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mengasihi dan menyayangi makluknya.
Masalah seorang teman adalah masalah ketulusan mereka. Jika kita biarkan mereka dan kita percayai penuh, pada akhirnya mereka akan mengkhianatimu, dan kemudian mereka akan mengatakan kepadamu secara blak-blakan: "Ini bukan masalah pribadi lho, pokoknya ini cuma masalah bisnis.Sorry saja" Mereka akan selalu menandaskan bahwa loyalitas tertinggi mereka pada uang dan kekuasaan dengan ungkapan yang sama: "Bukan masalah pribadi; sungguh. cuma bisnis murni.
Teman sejati akan kamu ketahui, setelah mereka diuji. Sebelum itu jangan kelewat yakin. Ketika segala sesuatu berjalan mulus bagimu, ujian itu mungkin tidak perlu. Prinsip mengenai ujian ini benar-benar tidak boleh ditawar. Jangan sekali-kali percaya seratus persen pada siapa pun. Ingatlah, Mafioso sejati tidak punya teman, melainkan hanya kepentingan.
Bagaimanakah caranya membeli persahabatan dan loyalitas orang lain? Bisakah ?
Machiavelli terpaksa mengatakan begini : "Boleh dikatakan bahwa manusia pada umumnya tidak tahu terima kasih, serakah, suka menyimpang, cenderung menghindari bahaya, dan iri pada perolehan orang lain. Selama kamu menguntungkan mereka, mereka sepenuhnya milikmu….. jangan mengandalkan per¬sahabatan yang didapatkan lewat pembelian tetapi tidak dimantapkan dengan cubitan."
Beberapa orang akan menasihati: jangan berbisnis dengan teman atau anak-anak mereka. Beberapa orang lain akan menasehati: Jangan memberi atau menerima pinjaman uang dari teman.
Meskipun begitu, kami mendorong sebaliknya, tetapi dengan sikap sangat hati-hati. Buat apa persahabatan kecil menghalangi bisnis? Dan jika kamu terpaksa bertindak kasar pada seorang teman, dan kamu tahu kebiasaannya serta tempat-tempat tongkrongannya, itu dapat mempermulus setiap tindakan yang perlu diambil terhadapnya. Bukan masalah pribadi, benar-benar bisnis murni.
Jangan sekali-kali memberitahu temanmu betapa suksesnya kamu; mereka tidak akan percaya padamu, atau akan mencap kamu sebagal pembual.
Juga Jangan mengatakan pada temanmu betapa lesu usahamu sekarang; mereka akan bersorak-sorai dan membocorkan rahasia itu pada musuh-musuhmu, yang mungkin akan menganggap kesialanmu sebagal isyarat untuk bergerak menyikat kamu.
Dan jangan terlalu cepat mempercayai kata-kata temanmu tentang musuh-musuhmu.
Ketika kamu menduduki posisi management yang lebih tinggi, kamu harus memiliki segala jenis teman yang kamu butuhkan. Teman yang diperoleh setelah .mu menjadi manajer puncak harus dicurigai dua kali.
Yang lebih kamu butuhkan adalah sekutu. kamu tidak harus menyukai sekutu-sekutumu; sejarah sudah memberi contoh tepat yang sangat banyak.

MUSUH
Setiap orang punya musuh. Dekatilah teman-temanmu, tapi rangkullah musuh-musuhmu. Musuh yang paling berbahaya adalah orang gila, seorang pazzo. Dia tidak dapat diajak berembug; dia tidak takut mati; dan dia tidak peduli betapa dekatnya orang-orang dengannya. Dia harus dihancurkan, dengan cepat dan tuntas.Hal yang sama juga berlaku pada setiap pertarungan besar dengan setiap musuh: Kamu harus menghancurkan dia; kalau tidak dia akan mulai merencanakan pembalasan. Apa yang terjadi pada musuh-musuh yang tidak dilumatkan? Lihatlah Jepang dan Jerman.
Musuh harus kamu takuti; tidak takut pada musuh akan mengundang bencana.
Kenalilah musuh di tempat-tempat yang tidak terduga: di bawah tempat tidur dan di balik selimutmu sendiri, dan dalam dirimu sendiri.
Tetapi, Musuh bebuyutan mempunyai satu kebaikan, yaitu : Kamu tahu betul siapa dia.
Manusia tanpa musuh adalah manusia tanpa kualitas. Kamu kira tidak? Bahkan Nabi-nabi pun mempunyai banyak musuh. Dan musuh bebuyutannya adalah setan. Setan adalah musuh yang paling nyata.
Harapkan hal-hal terburuk berasal dari musuh-musuhmu; kamu tidak akan sering keliru.Pasti hal itu terjadi. Tetapi ingat: melakukan pembalasan adalah hidangan yang paling enak disantap setelah dingin.
BISNIS
Bisnis Maria adalah bisnis.
Kami tidak suka melukai orang, mencongkel mata. mematahkan jempol, meremuk tempurung lutut, menendang pantat. Justru dalam banyak hal untuk mendapatkan teman, kami memberikan banyak uang pada orang-orang. Apa yang bisa lebih Amerika daripada itu? Kami cuma mendapatkan sesuatu dengan cara baik, jika orangnya paham dan bekerja sama, tidak akan ada masalah. Tetapi jika kamu main-main dengan kami, tidak akan ada obatnya di pengadilan, lewat polisi, lewat Konggres, Senat, atau bagian lain mana pun dari cecunguk-cecunguk pemerintah itu. Kamu pernah mendengar Toys "R" Us? Well, the government "R" Us. Kami memilikinya, dan mengendalikannya. Yang tidak kami miliki atau kendalikan tak ada gunanya dipedulikan. Bertahun-tahun yang lalu salah satu orang bijak kami mengatakan: "Kita lebih besar daripada U.S. Steel." Boleh kujamin, bung, sekarang kami jauh lebih besar lagi daripada itu.
Bagaimana ini bisa terwujud? Dengan cara kuno. Orang-orang bekerja dengan dan untuk orang-orang melalui nilai-nilai mapan—itu 'kan intinya? Syukur kepada Allah, manusia tetap manusia. Sifat manusiawi mereka bisa diduga. Mereka tanggap pada iming-iming dan insentif Mereka masih percaya pada nilai-nilai mapan. Tentu saja yang paling utama di nilai-nilai mapan ini adalah keserakahan dan ketakutan.
Beberapa Prinsip Dasar Bisnis:
Jalankan bisnis dengan orang-orang asing seakan¬akan mereka adalah sanak saudara; dan jalankan bisnis dengan sanak saudara seakan-akan mereka adalah orang asing.
Hal terpenting dalam hubungan bisnismu adalah reputasi akan kejujuran. jika kamu bisa dengan tulus dan murni memalsu kejujuran, kamu akan sukses. Itu jangan kau ragukan.
Milik kita adalah apa pun yang bisa kita ambil dan simpan. Meminta lebih mahal daripada membeli, dan membeli lebih mahal daripada mengambil. Satu kepal kekuasaan adalah sepuluh kali lebih berharga daripada satu truk hak. Dalam bisnis, Dalil utamanya ialah: Yang memiliki kekuasaan terbesar adalah yang menetapkan peraturan dan menguasai emasnya. Jika ketelnya mendidih dan menggelegak, gunakan sendok panjang. Jika rumahnya kebakaran, hangatkan rimu sendiri.
Urusi kepentinganmu sendiri, tetapi bukalah mata lebar-lebar untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang sukses. Jika tetanggamu bangun pagi-pagi, kamu harus bangun lebih awal.
Jangan sekali-kali memberikan nasihat bisnis pada orang lain yang tidak menguntungkan kamu dan kepentingan - kepentingan mu.
Dan jangan sekali-kali menindak-lanjuti nasihat bisnis yang diberikan padamu tanpa mempertimbangkan pendapat kedua dan ketiga. Rekanan-rekanan dan kenalan-kenalan kepercayaanmu mungkin ingin melihatmu ambruk; Jadi waspadalah.
Memang cukup menyedihkan, Jika kamu terlalu sukses, pemerintah akan memicingkan mata. Dan jika kamu tidak sukses, akhirnya kamu masuk liang. banyak orang sial dalam bisnis kami mulai menelusuri jalan menuju keberhasilan, dan akhirnya secara harfiah meringkuk di bawahnya.)
Trend dalam bisnis kami-persis sebagaimana dari usaha kontemporer lain yang berwawasan ke depan—adalah akuisisi atau merger dengan
perusahaan-perusahaan lain yang sukses. Dan sering kali hal in bisa dicapai melalui pergulatan mati-matian. Pernahkah kamu mendengar tentang pengalihan secara paksa? Itu kami yang merintis. Dalam sistem free enterprise, pencuri besar menggantung pencuri kelas teri. Selalu begitu.
Sayang, beberapa dari pengambil-alihan kami, baik yang secara paksa maupun yang diwarnai semangat persaudaraan, akhirnya membuahkan kebangkrutan perusahaan sasaran. Dan beberapa eksekutif darl perusahaan-perusahaan itu juga tumbang sebagal korban.
Tetapi toh prinsip-prinsip kami tetap yang terluhur: kehormatan, pembalasan dendam, solidaritas. Kami tahu tidak ada keadilan. bagi kami kecuali sebagaimana kami memberlakukannya. Respek kami adalah hasil perjuangan.
Camkan semua hal ini sementara kamu menapaki anak tangga keberhasilan. Selagi kamu mencari, kaus di punggungmu selalu ditandai sebagai sasaran. Dan ingat: Dia yang mencari akan menemukan… tetapi kadang-kadang malah bukan yang ia cari. Ya 'kan?

MASALAH :
Ini mungkin membutuhkan waktu panjang, tetapi dengan kesabaran bahkan masalah yang benar-benar serious dan tak kunjung terpecahkan akhirnya lenyap dengan sendirinya.
Intinya, semua masalah terurai sendiri, Jika diberi waktu. Tetapi sering kali-khususnya masalah-masalah besar—swa-penguraian ini begitu tidak menentu dan jauh di masa depan sehingga kamu perlu menghindarinya dan berusaha mengendalikan apa yang terjadi.
Untuk masalah-masalah besar, tetapkan hasil-hasil terburuk yang mungkin terjadi. Jika itu bisa kamu tanggung, Jalan terus; dan pada saat yang sama usahakan untuk menekan hasil-hasil terburuk yang mungkin tadi.
Jangan sekali-kali mendasarkan rencana-rencanamu pada pencapaian hasil-hasil terbaik yang mungkin, tetapi jika hasil itu memang terwujud, sambutlah dengan baik—setelah kamu meneliti setiap sisinya. Bagaimanapun juga, Jika langit menjatuhkan buah anggur, bukalah mulutmu.
Tentu sala, masalah-masalah ekstrem biasanya menuntut pemecahan yang ekstrem.
Masalah-masalahmu yang paling besar akan selalu muncul, sebagaimana selalu teriadi sejak zaman bapak-bapak pendiri, juga sejak Adam dan Hawa. Sungguh, pada dasarnya, sebenarnya hanya ada dua macam manusia: orang-orang yang menerima sogokan, dan orang-orang yang memberl sogokan. jadilah pemberi—dalam berbagai jenis sogokan. Kamu bisa membeli teman dan sekutu dan serdadu dan letnan; kamu tahu situ. Setidak-tidaknya, sampai sejauh tertentu. (Musuh kamu dapatkan secara gratis.)
Banyak hal dalam hidup berada di luar kendali kita, tetapi dengan orang biasanya tidak mustahil untuk memainkan wayang, memanipulasi mereka. Tetapi ini tidak selalu berhasil, dan jika tidal berhasil kadang-kadang justru mengarah pada kegagalan kolosal. Kadang-kadang kegagalan seperti itu bisa meruntuhkan seluruh keluarga atau lembaga. Ingatlah apa yang terjadi pada Kenisah Allah ketika Samson menumbangkan pilar-pilarnya.
Jadi, manajer yang cermat akan selalu mengkonsentrasikan usaha-usahanya untuk menjaga agar orang-orangnya mendasarkan sogokan yang membuat mereka bahagia, menjaga mereka tetap dalam barisan, menjaga mereka tetap loyal, menjaga mereka tetap tuli, bisu, dan buta—tentu saja secara metaforis.
Masalah-masalah manusia kadang-kadang harus ditangani dengan keras. pelajaran ditujukan bukan hanya pada si karyawan yang nakal, tetapi juga pada orang lain. Jika kamu menjadikan satu orang sebagai bahan pelajarannya, pastikan agar setiap orang lain tahu persis apa misi pelaiarannya. Menghukum satu, mendidik seratus.
Adalah hal yang benar untuk.membuai orang lain, tetap jangan diri sendiri. Maksudnya, selagi kamu menggarap manipulasi-manipulasimu, jangan sekali-kali terlarut di dalamnya hingga kamu menipu dirimu sendiri. Jika kamu sarapan dusta, jangan mengira kamu bisa memakannya lagi waktu makan siang. Memang dihiasi dengan mawar merah, tapi itu tetap tahi.
Jika terpojok sewaktu mencari pernecahan atas sesuatu masalah yang sangat sulit, berpalinglah ke masa lalu. Torrio, Capone, Costello, Genovese, Accardo, dan orang-orang kami yang lain—dan beberapa orang independen yang kami tolerir adalah tukang sulap manajerial dan organisational. Pelajarliah metode-metode mereka. Sesuaikan metode-metode itu dengan tuntutan-tuntutan situasi dan kondisimu. (Cuma jangan mengulang kesalahan mereka.)
Apa kunci kejeniusan manajerial dan organisasional mereka? Hanya satu hal, satu saja: Musuh-musuh maupun orang-orang mereka sendiri sama takutnya pada mereka. Hampir setiap teks manajemen yang kamu temui menandaskan dengan nada penuh wibawa bahwa "respek" adalah kunci mengelola orang. (Dan dengan demikian kunci pemecahan masalah dari satu sudut pandang, ini memang benar: Ketakutan adalah bentuk tertinggi dari respek.
Tak lama sebelum dia masuk bui karena menghindari pajak penghasilan, Al Capone menjelaskan pada seorang pewawancara bagaimana dia menjadikan Chicago Outfit dengan begitu efisien: "Orang-orang yang tidak menghormati apa pun takut pada ketakutan. Jadi atas dasar ketakutan aku membangun organisasiku. Tapi jangan salah paham. Orang-orang yang bekerja untukku tidak takut pada apa pun juga. Orang-orang yang bekerja untukku dijaga agar tetap setia, bukan dengan bayaran mereka, tetapi dengan pengetahuan mereka tentang apa yang mungkin akan terjadi pada diri mereka ”Jika mereka melanggar kepercayaan."
Kembangkanlah suatu spektrum penanganan atas masalah-masalah orang, yang berkisar dari pengarahan kebapakan secara tatap muka hingga meludahi muka sekuat-kuatnya, memangkas penghasilan, melumpuhkan, dan yang final: membongkar masalah dengan melenyapkan akar-akarnya sebagian. tapi hukuman sebagai solusi harus dilakukan dengan menahan diri. Kamu harus menahan diri agar tidak mempersulit masalah dengan menyorongkannya ke tangan pesain atau polisi atau dewan komisaris.
Kesalahan yang dibuat oleh bapak-bapak pendiri itu adalah kekeliruan pertimbangan yang digerakkan oleh satu penyebab tunggal yang sepele, klasik, dan nanusiawi: harga diri. Orang-orang tersandung batu, bukan gunung.

MANAJEMEN WAKTU
Bekerjalah lebih cerdik, bukan lebih keras. Usahakan orang-orang lain mengartikan sebanyak mungkin untukmu.
Tongkrongan dan obrolan iseng itu juga kerja, atau sebagain dari situ bisa merupakan kerja. (Tapi, bung, mari kita blak-blakan saja—kamu pernah mendengarkan pita rekaman pernerintah yang mereka putar dalam pengadilan kami? Coba, bagaimana kamu bisa mengartikan obrolan kami pada satu sama lain? Kembangkan sebuah kode sehingga Tuan Jaksa tidak akan memahami apa yang kita katakan, kemudian bicaralah sesukamu. Tapi pastikan bahwa kamu paham.)
Memang, kami masih main pukul juga dalam bisnis kami, tapi kami tidak memukul jam tembok. Pekerjaan kami sering menuntut kaki menunggu ber¬tele-tele di antara tugas yang satu dan tugas berikutnya. Mungkin pekerjaan juga begitu. Usahakan waktu tunggu situ ada imbalance. Bacalah atau pelajari sesuatu, jangan cuma memelototi Teka Teki Silang. Dengarkan audio-tape tentang masalah-masalah bina swadaya. Intinya, kerjakan sesuatu, apa pun juga, selain duduk-duduk menggerombol sambil main kartu atau catur, membual tentang cewek-cewek, tentang hasil kompasan. Semua itu memang ada tempatnya, dan sopan santun memang menuntut agar kamu begini begitu dengan rekan-rekanmu, tetapi bukannya selama berbulan-bulan tanpa henti tanpa variasi. Tak usah kamu punya waktu luang kalau tidak bisa memanfaatkannya.
Mengingat lini kerja kami menarik banyak orang ambisius tapi malas, anak muda yang ingin menapak lebih tinggi akan menemukan pekerjaan yang produktif untuk mengisi waktu senggangnya, menarik perhatian bos, menggemukkan kantungnya, memperkuat otot-ototnya, dan menyemarakkan kemuliaan para atasan. Carilah jalur samping seperti itu untukmu endiri.
Cari tahu jam berapa saja, baik siang maupun malam, ketika energimu paling tinggi, dan jalankan bisnismu pada waktu itu. Kami menerima rekanan-rekanan bisnis, pengadu petisi, dan tamu-tamu haya pada waktu terbaik kami. Kesalahan dalam lini kerja kami bisa membawa maut atau mengarahkan kami ke bui, jadi kami sangat hati-hati—kami berusaha mengerjakan berbagai hal pada saat yang tepat. Kami mengontrol berkeliling, mengambil tagihan, menyampaikan ancaman, menendang pantat, menjitak kepala, dan menyuguhkan senyum manis pada teman atau musuh pada saat yang tepat. Tirulah itu. Bukan semenit lebih awal atau semenit lebih lambat. Jika kamu terpaksa melakukan sesuatu pada saat yang kurang tepat bagimu, persingkat apa yang sudah singkat, jangan banyak omong, tampilkan dirimu - tidak lebih—dan aturlah jadwal ulang.

Tapi ingat, manajemen waktu yang efektif bukanlah penetapan hal-hal rutin secara kaku. Penjadwalan bukanlah tindak sekali jadi yang dimapankan, ataupun perencanaan jangka panjang. Bagaimanapun juga, siapa tahu apa atau siapa yang akan muncul, menggilas, atau ambruk? Plus segala macam gangguan sehari-hari yang tidak henti-hentinya membuat kita penasaran.
Hal terbaik untuk diinvestasikan dalam bisnismu adalah waktumu. Untuk menjadwal, merencanakan, dan menggunakan waktumu dengan efektif, kenalilah medanmu dan ketahuilah sasaran-sasaranmu. Evaluasilah kendala-kendala dan kesempatan-kesempatannya, dan aturlah strategimu.
Beberapa strategi dasar penghematan waktu: Kami selalu parkir dobel.
Kami tidak membuang-buang waktu dua jam untuk menggebuki orang hanya demi uang dua ratus lolar. Kami mempunyai pengacara yang menghasilkan jauh lebih besar daripada itu tanpa mengeluarkan keringat.
Kami tidak mengerjakan apa pun jika kami bisa nembayar, memaksa, atau memerintah orang lain untuk melakukannya.
Beberapa di antara kami memundurkan arloji sepuluh menit. Mengapa kami harus menampakkan diri secara dini pada suatu pertemuan dan terpaksa menunggu orang lain? Kami biarkan mereka menunggu kami. Kecuali jika mereka atasan kami. dalam hal ini, kami selalu tepat waktu, tentu saja.
Kami selalu berganti pakaian di mana pun kami menggerombol secara reguler—klub, pusat kebugaran, disko-disko favorit, rumah pacar, di mana saja. .arena itu, kami selalu membawa pakaian baru dan tak perlu membuang-buang waktu untuk membeli, mencuri, atau pulang ke rumah untuk mengambil akaian bersih untuk ganti.
Dalam bisnis kami, khususnya jika kami masih bawahan, kami siap dipanggil 24 jam sehari. Telepon mungkin berdering kapan saja, siang atau malam, dan kami harus bergerak. Bahkan sekalipun waktu itu hari libur kami atau kami sedang pesiar; bisnis ialah nomor satu, di atas segala-galanya. Jika kami menjalankan bisnis sampingan secara mandiri, itu menjadi nomor dua. Tidak satu hal pun boleh menghalangi jalur antara kedua lini ini, sekalipun isteri atau pacar.
Ada banyak jenis waktu, termasuk waktu dinas di markas. Waktu markas kamu penuhi satu hari sekali datang. Kamu harus membangun waktu. Jika kamu mengerjakan tugas seorang atasan, kerjakan itu dengan cepat. Jika kamu mengerjakan sesuatu untuk membantu bawahan, kerjakan juga itu, tapi tidak perlu tergesa-gesa. Jika kamu terpaksa mengerjakan sesuatu untuk polisi atau pemerintah, kerjakan itu ketika kamu tidak dapat mengerjakan apa pun juga yang lain untuk menghindarinya. Jika kamu terpaksa mengerjakan sesuatu, tetapi bukan untuk atasan, bawahan, keluarga, teman, rekanan bisnis, polisi, atau pemerintah, maka lakukan itu ketika kamu benar-benar siap.
Setelah dalil-dalil dasar manajemen waktu yang efektif ini dikemukakan, berikut ini ditunjukkan beberapa baut pengaman yang harus kamu gunakan di tempat kerjamu. Tapi jangan lupa dasar-dasarnya.
Manajemen waktu yang efektif berarti mendapatkan hasil sebesar-besarnya dari setiap menit yang kamu gunakan untuk bekeria—dan memastikan agar kamu tidak perlu bekerja pada jam-jam tertentu setiap hari, hari-hari tertentu setiap minggu, dan minggu-minggu serta bulan-bulan tertentu setiap tahun. Yang terakhir itu adalah tujuan dari setiap manajemen waktu yang efektif bagi setiap orang kecuali mereka yang mabuk kerja. Bekerjalah dengan lebih cerdik, bukan lebih keras. Itu sudah kami katakan.
Ketiga aturan dasar manajemen waktu yang efektif adalah:
1. Jadwalkan tugas-tugasmu.
2. Delegasikan tugas-tugasmu.
3. Delegasikan lebih banyak lagi.
Para penceramah di seminar-seminar mengenai manajemen selalu menekankan penciptaan "ruang kerja ideal" sebagai suatu alat bantu bagi manajemen waktu, menciptakan masa "tenang," menekan interupsi dan pengalihan perhatian hingga sekecil mungkin, meningkatkan ketegasan dalam membuat keputusan, merampingkan waktu, dan sebagainya. Strategi mereka menjadi semakin rumit sebab seakan-akan mereka menawarkan teknik-teknik untuk menambah jam yang ke-25 pada hari yang kamu miliki. Intinya, bisa jadi kamu akan membuang waktu satu tahun penuh hanya untuk bersiap-siap memulai strategi itu.
Tetapi sebagaimana dengan kebanyakan masalah manajemen, manajemen waktu bisa disederhanakan dengan nalar lumrah. Jika kamu tahu cara mengelola waktu, paling banyak kamu akan membutuhkan waktu hanya enam jam dalam sehari, dan itu pun tidak setiap hari.
Ruang kerja ideal adalah di mana pun kamu merasa pekerjaanmu paling baik. Ini mungkin di salah satu meja sebuah warung kopi pojok, sebuah meja di dapur rumahmu, atau kantor yang biasanya kosong di lingkungan perusahaanmu-di mana gangguan dan interupsi paling sedikit dan kamu merasa nyaman.
Dengan melihat jam berapa, baik siang maupun malam, ketika energi kamu mencapai puncaknya, sebagaimana kami katakan tadi, kamu duduk di sana menghadapi secangkir kopi atau teh dan membiarkan benakmu mengembara. Itu dia! Benakmu akan mulai mengatur rencana dan memunculkan solusi-solusi atas berbagai masalah. Kamu telah mendapatkan—"menciptakan"—ruang kerja ideal dan "masa tenangmu".
Ambillah sebuah buku notes dan buatlah garis di tengah-tengahnya, turun ke bawah. (Tanggali lembarannya di bagian kanan atas.) Dalam kolom sebelah kiri tulislah dengan huruf balok apa yang harus dilakukan (dengan tulisan steno yang hanya bisa dipahami oleh kamu sendiri). Tentukan peringkat tugas-tugas sesuai dengan besarnya bayaran dan urgensi; pertimbangkan kedua hal itu setiap kali kamu menetapkan dan mengulas prioritas tugas-tugas.
Kamu sudah membuat jadwal.
Berikutnya, dalam kolom sebelah kanan, tunjuklah orang-orang yang akan melaksanakan tugas-tugas itu tu bilamana mungkin.
Kamu sudah mendelegasikan.
Kemudian evaluasi kedua kolom itu berulang-ulang, dengan menggeser-geser prioritas apabila dianggap bijak atau perlu, dan mengatur pendelegasian lebih lanjut.
Pikirkan masak-masak sampai benakmu tidak menyoclorkan tambahan atau revisi lebih jauh.
Kamu sudah menetapkan tugas-tugas bagi dirimu sendiri, lebih banyak tugas bagi orang-orang lain, sesuai dengan urutan arti pentingnya. Besok kamu akan mencek apa yang sudah berhasil dirampungkan, dan kembali membuat lembaran kolom ganda untuk hari itu (sambil melumatkan lembaran yang lama), merevisi, menugaskan, menggeser penugasan. Inilah manajemen waktu yang efektif Ini juga seni pendelegasian.
Tetapkan lembaran serupa untuk minggu yang sediang berjalan, dan satu lagi untuk sasaran-sasaran jangka-panjang. Mungkin ada baiknya mulai hari iyu juga; sekali dagingnya sudah dimakan akan terlambat untuk mengambil tambahan garam.
Tetapi ingat, sebagaimana tadi kami katakan: Penjadwalan itu bukan tindak sekali jadi yang dibuat tetap, juga bukan perencanaan jangka-panjang. Keduanya adalah proses penyesuaian konstan, sesuai dengan kodrat kehidupan yang memang tidak menentu. Usahakan bersikap fleksibel. Ini adalah hal yang dipahami betul oleh Pete si Kumis—mafioso paling awal di Amerika Serikat, asli putera Sisilia. Tetapi dia memahaminya hanya sampai titik tertentu, dan kemudian, selepas dari titik itu, kelewat puas dengan jalannya segala sesuatu sehingga lupa diri… Pete si Kumis sudah lama mati dan dilupakan. Itulah pelajarannya.
Untuk menjadwal dan merencanakan, kamu harus mengetahui sasaran-sasaranmu, baik secara kualitatif maupun kuantitatif Misalkan kamu menetapkan sasaran jangka-panjang yang semuluk ini: Pensiun pada usia 40 tahun dengan tunjangan uang 1 juta dollar. Kemudian kamu harus mengevaluasi kendala-kendala dan kesempatan-kesempatan yang ada, dan merancang strategi-strategi serta taktik-taktik, selalu dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya dan risiko yang terlibat di dalamnya. Dan kemudian kamu rencanakan cara melaksanakannya: siapa mengerjakan apa, dalam urut-urutan bagaimana, di mana, dengan apa, dan bagaimana. Inilah rencana kerjamu, perangkat tugas-tugas yang harus dirampungkan dalam kerangka waktu tertentu.
Dan kemudian, seperti sebelum itu, kamu mendelegasikan tugas.
Nah, misalkan kamu bekerja di suatu organisasi yang menuntut agar kamu nongol di kantor dari jam sembilan sampai jam lima. Seni manajemen waktu di sini adalah menjaga agar pintu pintu kantormu selalu tertutup, mengijinkan masuk hanya orang-orang yang ingin kamu temui, dan pada waktu kamu ingin menemui mereka.
Sekretarismu adalah si penjaga gerbang. Jika ada orang yang menyikut dia dan melongokkan kepalanya ke pintumu tanpa diundang, lalu bertanya, "Sibuk?" kamu harus menegaskan."Ya!" dengan nada mengancam.
Jika kamu bertemu dengan seorang anggota staf di kantormu dan dia membawa banyak hal dalam benaknya, atau suka ngomong bertele-tele, atau kedua-duanya, tetapi kamu sudah tahu apa yang perlu kamu ketahui, maka tariklah beberapa lembar kertas ke arahmu, bungkukkan kepalamu kepadanya, dan katakan, "Well, terima kasih. Aku harus merampungkan sesuatu sekarang juga." Pertemuan selesai.
Kecuali kamu tipe orang yang lebih suka menjawab panggilan teleponmu sendiri (beberapa manajer memang melakukannya: informasi paling mutakhir langsung dari pesawat telepon), berikan pada sekrerarismu nama-nama orang yang akan langsung kamu tanggapi jika mereka menelepon (usahakan daftarnya pendek) dan instruksikan padanya agar menerima pesan saja dari yang lain. Setiap hari, pada waktu yang kurang lebih sama, duduklah dan balaslah panggilan-panggilan telepon yang penting dan yang kamu inginkan. Penelepon yang tidak mendengar suaramu sendiri pasti akan mengontak lagi.
Jika kamu membalas panggilan telepon dan kata-kata dari ujung sana tidak kunjung berhenti, letakkan pesawatnya dan putarlah nomor berikutnya. Sedikit sekali orang yang akan percaya bahwa kamu sengaja meletakkan pesawat; demi harga diri mereka sendiri, mereka lebih suka mengkambing-hitamkan perusahaan telkom. Jika belum lama ini kamu sudah menggunakan taktik ini dan si penelepon ngotot menghubungi lagi, usahakan berdiam diri. Jangan menanggapi. Diam saja. Tak lama kemudian si penelepon pasti akan dengan sukarela dan gemetaran mengakhiri monolognya. Jika si penelepon orang sangat penting tetapi kamu ingin mengakhiri percakapan, katakan padanya kamu mempunyai janji yang sudah dijadwalkan, persis pada saat itu.
Pintumu yang tertutup tidak boleh menjadi penghalang sehingga kamu tidak bisa mengembara ke semua ruang kantor sekehendakmu, sesuai dengan keadaan, untuk menebarkan senyum ceria dan ketakutan di antara para anggota staf dan untuk mencari tahu,siapa sedang mengerjakan apa kepada siapa dan mengapa dan apa saja yang sudah berhasil dirampungkan.

MEMBUAT KEPUTUSAN
Sebelum membuat sesuatu keputusan manajemen penting, dapatkan informasi terbaik sebanyak mungkin-bahkan sekalipun kamu harus memerasnya dengan menggencet mulut seseorang dan ulaslah informasi itu dengan cermat. Bahaslah itu dengan orang-orang bijak yang lain, analisislah, gambarlah skenario-skenario terburuk, masukkan faktor-faktor plus dan minusnya, bahaslah itu dengan penasihatmu, kemudian laksanakan sesuai dengan dorongan keberanianmu. Orang yang memiliki keberanian besar-secara gampangnya, suatu instink untuk gerakan yang tepat pada saat yang tepat—pasti akan melejit ke puncak perusahaan mana pun. Tetapi jika kamu takut mengambil langkah besar, itu bisa berarti mati atau bui. (Catatlah bahwa ini adalah tema yang akan selalu muncul dalam bisnis kita, dan semua keputusan harus dikalkulasikan dengan mempertimbangkan kedua faktor ini. Barangkali tepat juga menganggap bahwa hukuman bagi kegagalan dalam bisnis kita tidak sedrastis itu.)
Dengan keputusan-keputusan yang tidak begitu penting, identifikasikan masalahnya, kumpulkan fakta-faktanya, sodorkan solusi-solusinya, dan usahakan meramalkan konsekuensi-konsekuensinya, dengan selalu mempertimbangkan bahwa setiap kemungkinan positif mempunyal kemungkinan negatif Berkonsultasilah dengan orang-orang lain, termasuk kolsultanmu.
Kemudian keluarkan masalah itu dari benakmu selama sesaat. Alam bawah sadarmu akan menggarapnva, dan sering kali keputusan yang tepat akan keluar dengan sendirinya, tanpa kamu mengganggapnya secara sadar. Ya, memang kedengarannya sama jeleknya dengan mengatakan bahwa itu sama dengan nasihat ramalan bintang di koran minggu. Tapi percayalah, itu akan berhasil, sebab memang sudah sering terbukti berhasil. Kenyataannya, memang itulah yang diandalkan oleh orang-orang yang memiliki keberanian besar untuk mendapatkan keputusan.
Untuk mengulas suatu keputusan, carilah informasi terbaik dan masukkan ke benakmu. Cocokkan itu dengan informasi-informasi lain. Pikirkan itu dengan cermat. Kemudian buatlah keputusan berdasarkan dorongan keberanianmu.
Maksudnya, untuk membuat sebuah keputusan, besar atau kecil, kuaklah, cermatilah, dan pertimbang- kan hal-hal berikut ini :
1. Sifat spesifik masalahnya
2. Fakta-fakta yang ada (atau yang nampak seperti fakta)
3. Alternatif-alternatif berikut konsekuensi atau hasil positifnya.

Kemudian mintalah pandangan orang lain, tetapi biarkan alam bawah sadarmu melakukan tugasnya dan buatlah keputusanmu.
Berpalinglah ke belakang hanya untuk mengevaluasi hasil-hasil dan untuk mengumpulkan pengetahuan tentang hal itu untuk digunakan di masa mendatang.
Dan jangan lupa menyimpan tiket lotremu.
Terakhir, jika setelah segala sesuatu yang dilakukan ternyata tetap membuahkan hasil brengsek, lakukan apa yang kita semua lakukan, baik di organisasimu atau organisasi kami: Kambing-hitamkan orang lain atas kegagalan itu dan cepatlah bergerak untuk menjatuhkan koreksi atau hukuman yang pas.