Simbol marginalitas.
Masyarakat yang pluralis serta merta memiliki persamaan persepsi tentang Gus Dur apalagi setelah beliau wafat. Mengapa ? Karena beliau memihak kaum marginal ! Gus Dur eksis justru karena keterbatasannya secara fisik,dimana beliau memang kesehariannya hingga akhir hayatnya dalam kondisi margin, bayangkan seseorang yang fisiknya tidak komplit dalam keadaan buta dan lumpuh.
Namun kondisi non fisik/ jiwa dan hatinya tidak buta, pikirannya tidak lumpuh dan justru karena keterbatasan/marginalitas nya itulah maka hatinya mampu merasakan bagaimana perasaan dan kehidupan seseorang atau kelompok yang hidup dalam keadaan margin, miskin, terbatas dalam segala hal dan bahkan mengalami tekanan baik fisik maupun non fisik.
Ikatan bathin Gus Dur yang erat dengan minoritas agama, suku, bahkan menetapkan perayaan imlek sebagai hari libur nasional. Ikatan bathin terhadap kaum tertindas lainnya sebagai akibat dari kuatnya cengkeraman Dwi fungsi militer saat itu dan memutuskan Polisi berpisah dengan tentara, ini artinya GusDur membatasi kekekuatan absolute militer melalui Dwifungsi agar kembali secara professional ke barak dan mendorong “sang margin” Polri untuk menggeliat sebagai pengayom masyarakat.
Sangat disayangkan bila para pemimpin yang saat ini senantiasa bersikap/berparadigma normative ( karena memang tidak pernah merasakan bagaimana menjadi orang menderita atau menjadi kaum yang tertindas ) dan tidak berpihak kepada kaum margin yang saat ini tengah kehilangan symbol pemersatunya dan tengah bahkan nyaris tipis harapan terbebas dari marginalitas kemiskinan, penderitaan, karena sangat dimungkinkan bahwa kekuatan margin ini akan serentak bergerak mengambil kemerdekaannya secara paksa, dan ini bahaya bagi kelangsungan berbangsa dan bernegara.
Pelajaran politik apa yang diserap masyarakat setelah perginya Gus Dur ? Hiruk pikuk politik bangsa saat ini akan mengkristal setelah perginya Gus Dus, artinya semangat menjadikan Gus Dur symbol pemersatu kaum margin dan masyarakat bawah sangat solid. Soliditas kaum margin di masyarakat luas ini terinspirasi kekuatan fenomenal Gus Dur baik secara positif maupun negative, kalau Gus Dur yang cacad dan lumpuh saja bisa, mengapa kami tidak ? Simbol Gus Dur ada didalam hati masyarakat margin, sebagai symbol perlawanan terhadap kaum establish, kaum penikmat hidup, kaum elite, komprador yang selama ini menindas kehidupan rakyat .
Rakyat tidak akan sabar menanti keberpihakan para pemimpin terhadap hasil pemeriksaan kasus kasus krusial Bank Century berikut kaitannya Korupsi disegala bidang. Jangan biarkan tangan asing ikut campur masalah bangsa, sekalipun tangan tangan para pemimpin disegala strata yang berwarna coklat ini sudah terlalu banyak yang berubah jadi kuning, putih bahkan hitam.
Dibutuhkan pemimpim pemimpin yang berjiwa patriot bangsa sejati, pemberani dan mampu mempersatukan serta membawa bangsa Indonesia terlepas dari kondisi marginalitas ini. Selamat berjuang !
Selasa, 05 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar